Wayang Kulit dalam Konsep Dakwah Islam
Kata Kunci:
wayang kulit, dakwah, islamiAbstrak
Di dalam perjalanan sejarah dakwah, para wali menyebarkan dakwah dengan memanfaatkan pendekatan budaya dan memiliki kontribusi yang signifikan dalam perkembangan pewayangan di Indonesia. Selain itu dengan memanfaatkan wayang sebagai sarana penyampaian dakwah, juga melalui berbagai bentuk ekspresi. Salah satu bentuk akulturasi budaya yang terlihat adalah melalui diciptakannya tembangtembang keislaman dalam bahasa Jawa, musik gamelan, dan lakon Islami. Pementasan wayang kulit memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat Jawa karena sarat dengan makna dan nilai-nilai tradisional. Filosofi kehidupan dan nilai-nilai yang mulia. Budaya wayang, yang terus berkembang dari zaman ke zaman, tidak hanya sebagai media penerangan, dakwah, dan pendidikan, tetapi juga sebagai hiburan yang sarat pemahaman filsafat. Selain itu, nilai-nilai falsafah yang tersemat dalam pewayangan senantiasa mengajak masyarakat untuk berbuat baik dan bijaksana. Mengupayakan untuk menghindari tindakan kriminal.
Unduhan
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 AFADA: Jurnal of Islamic Communication

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.